Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam tindakan. ( Confusius )

Entri Populer

Selasa, 15 November 2011

GERAKAN SOSIAL DI INDONESIA


GERAKAN SOSIAL DI INDONESIA
(Unjuk Rasa, Gerakan Massa dan Demokrasi)

Oleh : Igusti Firmansyah, S.Sos

Kita mulai dari apa yang disebut dengan gerakan kemerdekaan Indonesia. Jelas  bahwa ini merupakan gerakan pembebasan dari kolonialisme. Gerakan ini dimulai  dengan berkembangnya bentuk perlawanan yang mengarah pada tindakan diplomasi.  Bukan gerakan bersenjata dari fragmentasi gerakan yang ada sebelum ada Indonesia.  Dalam hal ini jelas gerakan ini merupakan gerakan melawan penjajahan, dengan tujuan  yang cukup rasional dan jelas dapat dilihat secara konkrit. Namun demikian dalam kerangka untuk melawan kolonialisasi tersebut, dalam  perjalanan panjang selama 350 tahun muncul sebuah imaginasi, sebuah anggapan  irasional untuk keluar dari kesulitan. Dalam banyak hal, kemudian impian untuk  menggapai kebebasan itu dibayangkan ada sebuah tokoh yang akan memimpin, akan  membebasakan dari tindak ketidakadilan. Tokoh ini dalam banyak wacana, disebut  dengan Ratu Adil.
Meski dalam babakan berikutnya, termaktiub ada gerakan ratu adil. Apa yang disebut  gerakan ratu adil ini merupakan sebuah alasan yang irasional. Dak mamupuan dalam  melakukan peorganisasi untuk melawan ketidak adilan itu diwujudkan dalam bentuk  legenda, seorang tokoh. Bahkan menjelang runtuhnya rezim Soeharto, juga  didengungkan seorang tokoh yang nantinya akan memimpin bangsa ini untuk melawan  penindasan. Dalam wacana ini, cukup banyak tokoh yang digadang akan menjadi Ratu Adil, sebut saja Tri Sutrisno bahkan Megawati juga.   Namun dalam wacana gerakan sosial yang irasional, bergeraklah sebuah alasan  yang rasional untuk melakukan gerakan sosial.

Masalah Sosial sebagai Peletup Gerakan Sosial
Coba kita lihat apakah dalam kasanah Indonesia  kontemporer akan muncul gerakan sosial yang masuk dalam karakteristik tertentu. Bila  dilihat gelaja yang ada, maka karakter periode kedua dan ketiga kemungkinan akan  muncul dan menguat.   Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang tidak memberikan rasa keadilan akan mendorong munculnya kelompok interes yang pada akhirnya akan mampu melakukan pengorganisasian (penggalangan) kelompok warga yang merasa tidak diberi keadilan. Dengan alasan yang cukup kuat dan rasional dalam tataran pandang warga maka terbentuknya suatu organisasi yang matang untuk melawan dapat dengan mudah dilaksanakan. Misalnya misalnya embrio gerakan melawan kenaikan harga listrik, kenaikan harga BBM, dll. Namun demikian, kita juga bisa melihat bahwa gerakan yang mencerminkan pola dekonstruksi. Di sini, saya tidak akan membawa masuk dalam kajian yang lebih teoritis. Karena cara pandang seperti di atas cenderung melihat suatu keadaan secara ideal. Tetapi pada dasarnya di masyarakt berkembang dengan ragam yang cukup banyak. Misalnya (dalam versi resmi pemerintah) di Poso tentang kelompok pengikut tokoh dengan penyimpangan terhadap ajaran agama tertentu misalnya. Atau terjadi  juga dekonstruksi atas cara pandan terhadap ajaran tertentu yang dianggap menyimpang. Dalam hal ini nampaknya jelas bahwa ada persoalan vis a vis antara golongan dan negara (pemerintah) yang tidak mampu memberikan ruang terbukan untuk perbedaan.

Pentingnya Gerakan Sosial sebagai Gerakan Perubahan Sosial
Implikasi dari gerakan sosial cukup beraneka ragam bentuk. Tetapi pada dasarnya adalah mendorong adanya sebuah perubahan sosial. Gerak sosial ini berjalan dengan rentang waktu yang cukup lama. Tidak akan bergerak begitu saja dan spontan. Dengan demikian unsur yang penting dalam mengelola sebgau gerakan sosial adalah bertahannya sebuah isu yang diyakini merupakan musuh bersama, kuatnya sebuah organisasi yang mengusung isu tersebut dan tentu saja adalah kuatnya logistik untuk menghidupkan organisasi. Dengan demikian jelas bahwa gerakan sosial yang berkembang saat ini tidak akan mampu bertahan lama apabila tidak mengakar pada anggota organisasinya. Jadi isu yang terus menerus menjadi kepenting bersama dapat menguatkan organisasi dan mendorong sebuah pergerakan yang merubah. Banyak contoh yang telah dikemukakan.
Namun demikian perlu diingat bahwa ada 2 kecenderungan yang akan muncul yaitu tema-tema yang menentang HAM dan tema-tema yang mengedepankan ineteres tertentu seperti fundamentalisme atau radikalisme sempit yang merupakan dekonstruksi dari sebuah keyakinan yang dianggap dapat dikembangkan kembali pada budaya yang berbeda. Dalam kerangka politik lokal, gerakan sosial akan sangat sulit muncul  apabila kesadaran warga masyarakat akan hak-haknya tidak pernah dianggap. Artinya  gerakan sosial akan lahir apabila ada kepentingan bersama yang diganggu. Lalu pertanyaannya apakah dalam tingkat lokal, seperti ranah kabupaten akan muncul gerakan sosial, sekalipun dengan prawacana seperti ratu adil. Ataupun suatu sekte tertentu yang mengajak sekelompok warga melakukan tindakan yang diluar kebiasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar